INKLUSI LOGO Full Color Stacked - English

Mitra Pelaksana

‘Aisyiyah

Aisyah Logo

Tentang  ‘Aisyiyah 

‘Aisyiyah adalah mitra Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) INKLUSI yang berfokus pada pemberdayaan perempuan berbasis Islam di bawah naungan Muhammadiyah yang didirikan pada 19 Mei 1917. ‘Aisyiyah mengusung gerakan Islam Berkemajuan yang menanamkan nilai-nilai kebaikan, keadilan, kedamaian, dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Saat ini, ‘Aisyiyah aktif di lebih dari 35 provinsi di Indonesia dan di luar negeri.

Melalui Program INKLUSI, ‘Aisyiyah berperan penting dalam penguatan kepemimpinan perempuan untuk meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan peluang ekonomi. Dengan pendekatan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI). Program INKLUSI-‘Aisyiyah berfokus pada pencegahan stunting, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi, pencegahan perkawinan anak, serta pemberdayaan ekonomi perempuan.

Melalui kolaborasi, advokasi, dan pemberdayaan, ‘Aisyiyah mendorong agar perempuan memiliki peran yang setara dalam pembangunan dalam menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.

Wilayah kerja

Program INKLUSI-’Aisyiyah beroperasi di 5 provinsi dan 10 kabupaten/kota, bekerja dengan jaringan Pimpinan Daerah dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah di beberapa wilayah berikut:

  1. Jawa Barat
  2. Jawa Timur
  3. Sumatera Selatan
  4. Kalimantan Selatan
  5. Sulawesi Tenggara

Tujuan Program

Perempuan Dhuafa Mustadh’afin/Marginal (PDM) memiliki akses pada upaya penurunan stunting, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR), pencegahan perkawinan anak, dan sumber daya ekonomi.

 

Fokus Program

  • Penurunan stunting
  • Pemenuhan HKSR
  • Pencegahan perkawinan anak
  • Pemberdayaan ekonomi
  • Penguatan kepemimpinan perempuan 

Dalam perkembangannya, ‘Aisyiyah-INKLUSI juga berfokus pada isu ketenagakerjaan dan kewirausahaan difabel, pendidikan inklusi, dan kelanjutusiaan.

 

Strategi Program

‘Aisyiyah mengutamakan partisipasi penuh dan kepemimpinan kuat dari perempuan yang terpinggirkan sebagai kunci dalam upaya meningkatkan akses, melalui strategi berikut:

  1. Penguatan kelembagaan
  2. Penguatan kepemimpinan perempuan
  3. Penguatan kelompok dan pemberdayaan di komunitas
  4. Penguatan jaringan dan advokasi kebijakan
  5. Pengelolaan pengetahuan perempuan

 

Kegiatan

Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA)

BSA adalah kelompok berbasis masyarakat yang menyediakan edukasi, konsultasi, pengaduan, dan pendampingan terkait HKSR, stunting, pencegahan perkawinan anak, kepemimpinan perempuan, dan pemberdayaan ekonomi. BSA bertujuan meningkatkan kesadaran hak-hak serta memberdayakan perempuan dan penyandang disabilitas, serta memfasilitasi akses ke layanan dasar.

Rumah Gizi ‘Aisyiyah

Rumah Gizi ‘Aisyiyah bertujuan meningkatkan gizi dan menurunkan stunting melalui pendekatan komunitas. Program ini fokus pada edukasi gizi, memperkuat peran komunitas dan suami/ayah, serta mendorong keterlibatan berbagai pihak. Inisiatif ini juga mendukung kedaulatan pangan untuk memastikan akses berkelanjutan terhadap makanan bergizi untuk mencegah stunting.

Gerakan Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA)

BUEKA adalah inisiatif pemberdayaan ekonomi yang fokus meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan, terutama bagi perempuan miskin dan penyandang disabilitas. Program ini memperkuat SDM dan usaha perempuan ‘Aisyiyah, kelembagaan kelompok, serta membangun kemitraan dengan berbagai pihak. BUEKA juga mengembangkan UMKM ’Aisyiyah untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga secara berkelanjutan.

Like-R

Like-R adalah program edukasi dan layanan kesehatan seksual, reproduksi, serta penurunan stunting untuk remaja rentan, termasuk remaja dengan disabilitas dan yang tinggal di daerah terpencil. Dilaksanakan di sekolah dan komunitas, Like-R meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan akses remaja terhadap HKSR serta pencegahan stunting. Program ini juga bertujuan mencegah Angka Kematian Ibu (AKI) dan stunting sejak dini, serta membentuk remaja penggerak untuk memajukan kesehatan.

Griya Lansia

Griya Lansia ‘Aisyiyah bertujuan memastikan lansia tetap sehat, aktif, dan produktif melalui program-program seperti BSA Lansia dan BUEKA Lansia yang fokus pada pemberdayaan ekonomi. Program ini juga mencakup Day Care Lansia ‘Aisyiyah (DCLA) dengan kegiatan seperti Pesantren Lansia, Madrasah Lansia, dan Posyandu Lansia, yang mencakup aspek keagamaan, psikologi, kesehatan, dan seni. Griya Lansia bekerja sama dengan klinik, rumah sakit, dan institusi pendidikan untuk memastikan layanan yang sesuai kebutuhan lansia. DCLA juga dikembangkan di Garut, Probolinggo, Bantul, dan DIY, termasuk program Sekolah Lansia untuk meningkatkan kapasitas lansia agar mandiri dan berdaya, dengan materi tentang hak lansia, kesehatan, psikologi, spiritualitas, partisipasi pembangunan, dan ekonomi.

Akses Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas 

‘Aisyiyah mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) tingkat SMA untuk meningkatkan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas. SLB ini berfokus pada pembelajaran holistik yang mencakup pengembangan keterampilan hidup, adaptasi sosial, dan mendukung kemandirian penyandang disabilitas dalam masyarakat.

Kesiapan Kerja dan Kewirausahaan bagi Penyandang Disabilitas

Program Kesiapan Kerja dan Kewirausahaan bagi Penyandang Disabilitas bekerja sama dengan SLB setingkat SMA, Dinas Tenaga Kerja, dan industri untuk meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Program ini fokus pada pengembangan soft skill, memperluas akses magang dan peluang kerja, serta mendukung kewirausahaan, sesuai UU No. 8 Tahun 2016. Program juga mendorong sinergi multipihak untuk memastikan penyandang disabilitas mendapatkan akses yang adil terhadap pekerjaan layak.

Penanganan Kekerasan melalui Pos Bantuan Hukum (Posbakum)

‘Aisyiyah menyediakan layanan hukum gratis melalui Pos Bantuan Hukum (Posbakum) untuk perempuan dan anak korban kekerasan. Posbakum fokus pada pencegahan, penanganan, dan pendampingan korban, termasuk kasus kekerasan seksual di bawah UU TPKS. Posbakum juga menyoroti pencegahan perkawinan anak sebagai bagian dari Program INKLUSI.

 

Hasil yang diharapkan

  1. Perempuan dan Keluarga Dhuafa Mustadh’afin/Marginal menunjukkan perubahan perilaku dan berperan aktif terkait upaya penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi, dengan perspektif GEDSI. 
  2. Anggota Kelompok Pemberdayaan Ekonomi mendapat manfaat atas program pemberdayaan ekonomi.
  3. Penyedia layanan menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas terkait dengan upaya penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi dengan perspektif GEDSI. 
  4. Pemerintah di berbagai tingkatan dan pemangku kepentingan lainnya menerbitkan kebijakan dan/atau mengalokasikan anggaran yang menunjang upaya penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi, dan pemberdayaan ekonomi dengan perspektif GEDSI. 

 

Capaian

Selama Program INKLUSI berlangsung sampai dengan Juli 2024, ‘Aisyiyah telah memiliki capaian sebagai berikut:

> 120 BSA telah dibentuk dan memberikan layanan kepada masyarakat marginal.

> 2.000 orang marginal telah mengakses layanan dari BSA yang didukung oleh INKLUSI.

> 18.500 orang marginal telah memanfaatkan layanan pemerintah dan layanan eksternal lainnya.

> 6.100 orang marginal telah mendapatkan pelatihan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik.

> 1.400 orang marginal telah aktif berpartisipasi dalam forum pengambilan keputusan publik.

> 100 kelompok ekonomi berbasis masyarakat telah terbentuk dengan dukungan INKLUSI, termasuk BUEKA, kelompok wanita tani, kelompok nelayan, dan koperasi.

> 1.100 orang marginal telah menjadi anggota kelompok ekonomi berbasis masyarakat.

Advokasi kebijakan

’Aisyiyah telah berkontribusi dalam penyusunan kebijakan untuk pencegahan kekerasan melalui beberapa inisiatif, seperti:

  • Berperan dalam penyusunan Peraturan Menteri tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan dari PAUD hingga SMA, serta mendorong Rencana Aksi Daerah Pencegahan Perkawinan Anak di Muna Barat (Sulawesi Utara) dan Probolinggo (Jawa Timur), termasuk terbentuknya alur layanan PPA di desa Probolinggo.
  • Mendukung penerbitan Peraturan Desa untuk pencegahan perkawinan anak di wilayah Muna Barat (Sulawesi Tenggara), Kolaka (Sulawesi Tenggara), Tasikmalaya (Jawa Barat), Lahat (Sumatera Utara), Banyuasin (Sumatera Selatan), Hulu Sungai Utara (Kalimantan Selatan), Probolinggo (Jawa Timur).
  • Mendorong kebijakan daerah yang memperkuat layanan bagi kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, di antaranya:
  1. Kebijakan pendidikan inklusif- Kebijakan KIA, gizi, dan stunting
  2. Kebijakan RAD SDG
  3. Kebijakan inklusif: akomodasi layak, desa inklusif, dan ULD Ketenagakerjaan.

Penanganan kasus kekerasan 

  • ‘Aisyiyah telah mengembangkan mekanisme rujukan kasus kekerasan terhadap penyandang disabilitas melalui Posbakum.
  • ‘Aisyiyah mengoperasikan 27 Posbakum di tingkat provinsi dan regional, dengan 7 di antaranya terakreditasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
  • Bersama mitra INKLUSI, ‘Aisyiyah ikut menyusun Panduan Praktik Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Perkawinan Anak (STRANAS PPA) di daerah.
  • ‘Aisyiyah telah melatih kelompok perempuan untuk melakukan advokasi kebijakan dan menangani kasus di komunitas.

Kelompok berbasis komunitas 

  • ‘Aisyiyah telah membentuk kelompok BSA di wilayah dampingan, termasuk BSA Lansia dan BSA Disabilitas.
  • Telah terbentuk kelompok ekonomi komunitas seperti BUEKA, Kelompok Tani, Nelayan, dan koperasi.
  • Kelompok Tani ‘Aisyiyah mendapatkan bantuan green house senilai Rp75 juta, serta bibit, hewan ternak, peralatan, lahan, dan modal usaha dari pemerintah.
  • ‘Aisyiyah mendokumentasikan praktik baik pemberdayaan kelompok tani sebagai sumber pengetahuan tentang kondisi ekonomi kelompok marginal.

Akses ekonomi dan ketenagakerjaan

  • Memfasilitasi pengembangan koperasi bagi perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok marginal, termasuk akses pendanaan dan bantuan pemerintah.
  • Menguatkan kapasitas ekonomi individu dan kelompok melalui pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.
  • Bekerja sama dengan sektor swasta dan universitas untuk membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas, termasuk pelatihan keterampilan membuat roti dengan PT Indofood untuk anak muda di Garut dan Tasikmalaya, serta membuka akses magang melalui UMKM setempat.

Akses layanan dasar

  • ‘Aisyiyah telah mendorong akses layanan dasar bagi perempuan dan kelompok marginal terkait perlindungan sosial, administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan, pencegahan stunting, pencegahan perkawinan anak, dan penanganan kasus kekerasan.
  • Memfasilitasi bantuan kursi roda bagi anak penyandang disabilitas, dukungan biaya kesehatan bagi warga miskin, dan renovasi rumah layak huni di Lahat dan Banyuasin.

Partisipasi inklusif pada pembangunan 

  • ‘Aisyiyah membentuk forum Pra Musyawarah Desa (Pramusydes) untuk melibatkan perempuan dan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, dalam perencanaan pembangunan desa.
  • Mendorong partisipasi kelompok marginal dalam pemilu melalui pendidikan politik dan pemilu inklusif.

Akses pendidikan inklusif

  • ‘Aisyiyah telah mengembangkan Sekolah Lansia Berdaya di 20 desa dengan lebih dari 400 peserta.
  • Mengembangkan 12 SLB bagi penyandang disabilitas di Tasikmalaya, Garut, Ponorogo, Sidoarjo, dan Lahat.

Baca Ceritanya