Di sebuah desa di Kalimantan Selatan, Norkhalisa membuktikan bahwa perempuan desa dapat memainkan peran penting dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan. Berkat pendampingan ‘Aisyiyah melalui Program INKLUSI, ia berani menyuarakan pentingnya layanan kesehatan bagi anak-anak yang mengalami stunting, hingga berhasil mendorong pemerintah desa mengalokasikan anggaran khusus untuk pemeriksaan kesehatan mereka.
Sebagai kader Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA), Norkhalisa dan rekan-rekannya melihat langsung dampak stunting terhadap tumbuh kembang anak-anak di desanya. Mereka berinisiatif mengusulkan agar dana desa digunakan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak stunting. Usulan ini akhirnya mendapat dukungan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), di mana kepala desa berkomitmen memasukkan anggaran tersebut dalam rencana tahun 2025. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa partisipasi perempuan dalam proses pembangunan dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat.
Perjalanan Norkhalisa tidak lepas dari dukungan dan pelatihan yang diberikan oleh ‘Aisyiyah melalui Program INKLUSI. Melalui BSA, perempuan desa tidak hanya dibekali pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak, tetapi juga diberikan keterampilan advokasi dan kepercayaan diri untuk berbicara di ruang-ruang pengambilan keputusan. Dengan kapasitas yang semakin kuat, mereka mampu mendorong kebijakan yang lebih berpihak pada kebutuhan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak.
Namun, perjuangan ini tidak mudah. Norkhalisa menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pola asuh yang belum sepenuhnya memperhatikan gizi seimbang hingga keterbatasan ekonomi keluarga. Banyak orang tua yang belum memahami pentingnya asupan nutrisi bagi anak-anak mereka.
“Sebagian besar warga di sini bekerja sebagai nelayan, tetapi ikan besar yang mereka tangkap lebih sering dijual daripada dikonsumsi sendiri. Akibatnya, anak-anak hanya mendapat ikan kecil sebagai sumber protein,” ungkap Norkhalisa.
Kondisi ini semakin menguatkan tekadnya untuk terus mengedukasi masyarakat. Ia menyadari bahwa stunting bukan hanya soal pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi kecerdasan dan masa depan anak-anak.
Kami ingin anak-anak di desa ini tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik. Semoga usulan kami benar-benar bisa direalisasikan agar mereka mendapatkan perhatian dan pemeriksaan kesehatan yang layak, ujar Norkhalisa.
Perjuangan Norkhalisa dan kader-kader perempuan lainnya menunjukkan bahwa ketika perempuan memiliki akses terhadap informasi dan ruang untuk berpartisipasi, mereka dapat menjadi agen perubahan di komunitasnya.
Melalui Program INKLUSI, ‘Aisyiyah akan terus mendampingi perempuan-perempuan desa agar semakin berdaya dan mampu memperjuangkan hak-haknya, memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam pembangunan.