Situbondo, 21 Desember 2022 – Kabupaten Situbondo memperingati Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember dengan berbagai kegiatan dan partisipasi dari komunitas dan organisasi lokal.
Kegiatan dimulai pukul 06.30 dengan senam pagi dan flashmob Pandu Inklusi Nusantara yang diikuti 300 peserta. Agenda kegiatan termasuk menari, musik, puisi, membaca dan olahraga untuk siswa dari pendidikan luar biasa dan sekolah inklusif setempat.
Peserta terdiri dari berbagai organisasi, termasuk Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Situbondo dan Kota Probolinggo, Kelompok Difabel Kelurahan dari Probolinggo, Kelompok Difabel tingkat desa (Kelompok Difabel Desa/KDD) dari Situbondo, organisasi disabilitas, dan organisasi masyarakat sipil lainnya dari Jawa Timur, bersama organisasi daerah, akademisi, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum.
Kegiatan hari itu juga termasuk peluncuran Temu Inklusi Nasional ke-5, yang akan diselenggarakan oleh Kabupaten Situbondo pada Mei 2023. Temu Inklusi Nasional adalah sebuah forum di mana masyarakat sipil dan pemerintah bersatu untuk berbagi praktik baik dan upaya untuk mendorong terciptanya inklusi di seluruh Indonesia.
Peluncuran Temu Inklusi Nasional dilaksanakan oleh Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS), Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel Indonesia (SIGAB Indonesia) dan didukung oleh program INKLUSI dan mitra pembangunan lainnya, serta sejumlah organisasi gerakan disabilitas, CSO, dan pemerintah daerah. Temu Inklusi diselenggarakan setiap dua tahun sejak 2014 untuk memberikan ruang berbagi, berjejaring, berkolaborasi, dan mengkonsolidasikan gerakan disabilitas di Indonesia dengan pemerintah daerah dan pusat. Tujuannya untuk mendorong Indonesia yang inklusif.
Bupati Situbondo Karna Siswandi secara resmi mengumumkan penyelenggaraan Temu Inklusi ke-5 saat sambutan pembukaan acara Hari Disabilitas Internasional. Ia mengungkapkan rasa bangganya karena Pemkab Situbondo dipercaya menjadi tuan rumah, dan mengumumkan bahwa persiapan sedang dilakukan untuk memastikan acara tersebut akan berjalan dengan lancar.
“Sebagai bupati, saya dan masyarakat Kabupaten Situbondo menyambut baik acara ini dengan bangga. Tentunya masyarakat Kabupaten Situbondo harus melaksanakan Temu Inklusi Nasional ke-5 dengan sebaik mungkin,” kata Karna. Karna menambahkan bahwa Temu Inklusi merupakan sarana penting untuk merayakan keberagaman dan peluang yang dapat dibawa oleh keberagaman. “Keberagaman di antara kita adalah hal yang wajar. Jangan mengubah keragaman menjadi perbedaan. Kebhinekaan harus menjadi kapasitas yang membawa kemajuan bagi kabupaten ini,” ujar Karna.
Luluk Ariyanti, Direktur Pelopor Peduli Disabilitas Situbondo (PPDiS), sekaligus koordinator acara mengatakan bahwa Temu Inklusi harus menjadi ruang bagi pemerintah dan CSO untuk berbagi praktik baik, mendorong inklusi dan memperkuat gerakan disabilitas di Situbondo.
Temu Inklusi harus menjadi pendamping bagi penyandang disabilitas. Diharapkan menjadi reminder bahwa hak penyandang disabilitas harus dipenuhi dan kita harus menjunjung tinggi kebijakan dan komitmen yang telah dibuat, kata Luluk.Temu Inklusi akan menghasilkan kesepakatan atas agenda-agenda strategis yang diharapkan dapat berkontribusi pada terciptanya kebijakan yang inklusif sesuai kebutuhan sebagaimana disampaikan oleh peserta, dan praktik-praktik baik yang berkelanjutan. Salah satu hasil nyata Temu Inklusi di masa lalu adalah konsep Desa Inklusif yang telah diterapkan di lebih dari 157 desa di 10 kabupaten dan lima provinsi di Indonesia. Temu Inklusi ke-5 mendatang didukung oleh Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI) dan mitra pembangunan lainnya dalam bentuk Bantuan Teknis untuk persiapan dan pelatihan bagi KDD (Kelompok Disabilitas Desa), seperti koordinasi dengan panitia nasional, perencanaan kegiatan dan anggaran. Senior Advisor Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) Program INKLUSI, Endah Agustiana, mengatakan bahwa INKLUSI akan terus mendukung kerja advokasi dengan pemerintah dan CSO untuk mewujudkan kesetaraan gender dan inklusi sosial yang lebih besar, yang bermanfaat bagi semua orang. “INKLUSI fokus pada kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Kita perlu melibatkan semua pihak agar program pembangunan di Indonesia bermanfaat bagi semua orang dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” kata Endah. SIGAB Indonesia sejak awal menjadi salah satu penyelenggara Temu Inklusi. Joni Yulianto, Ketua Dewan Pengurus SIGAB, juga mengepalai Dewan Pengarah Temu Inklusi ke-5. Joni mengatakan, Temu Inklusi merupakan upaya dalam praktik baik dan kolaborasi yang perlu didukung jika ingin mewujudkan pembangunan inklusif.
“Mari bekerja sama untuk terus mengembangkan dan mendukung inisiatif yang baik ini. Semoga semakin banyak daerah yang belajar dari Situbondo dalam mewujudkan manfaat kabupaten yang inklusif,” kata Joni.Bupati Karna juga menambahkan, melalui Temu Inklusi ke-5, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Situbondo berharap dapat menjadikan Situbondo sebagai daerah inklusif dan menjadi contoh bagi daerah lain untuk memberikan ruang yang aman dan layak bagi penyandang disabilitas.
“Kami berharap dapat terus menjadi kawasan yang sangat inklusif. Sehingga penyandang disabilitas bisa percaya diri menempati tempat dan ruang yang layak di kabupaten kita tercinta ini,” ujar Karna dalam sambutan penutupnya.