Pada Paris Peace Forum 2023, Kemitraan, salah satu mitra INKLUSI berbagi wawasan yang menyoroti peran penting Pengetahuan Adat, khususnya perempuan adat, dalam menjamin ketahanan pangan di komunitas adat dan Indonesia. Forum yang diselenggarakan di Paris pada 10-11 November 2023, memberikan panggung global untuk berbagi praktik terbaik, menekankan perlunya mendukung komunitas adat yang menghadapi tantangan dalam menjaga tradisi dan sumber daya mereka.
Didukung oleh Program Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI), partisipasi Kemitraan menegaskan pentingnya usaha kolektif dalam menangani beragam isu sosial. Widya Anggraeni, Project Manager di Kemitraan, di dalam sesi Seeds of Change: Women as Catalysts for Agricultural Resilience menekankan peran esensial perempuan adat dalam mengelola sumber daya alam dan meningkatkan ketahanan pangan. Di desa-desa seperti Toro di Sulawesi Tengah dan Pasir Eurih di Jawa Barat, perempuan adat memiliki otoritas dalam merancang pekerjaan pertanian, mediasi konflik, dan mengatur ladang padi serta kebun, memberikan kontribusi pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Widya berbagi beragam tantangan yang dihadapi perempuan adat, termasuk keterbatasan partisipasi dalam forum pembangunan, kekerasan berbasis gender, perubahan iklim, dan sengketa tanah. Tantangan-tantangan ini menghambat pengakuan perempuan sebagai penjaga Pengetahuan Adat, membatasi keterlibatan mereka dalam perumusan kebijakan, dan mempertahankan disparitas gender.
Manfaat memberikan ruang yang setara bagi perempuan adat dalam diskusi dan pembuatan kebijakan terlihat di Desa Meurumba, Kabupaten Sumba Timur. Widya membagikan kisah dari Rambu Bombu, seorang perempuan adat dan penganut agama Marapu, yang menekankan dampak positif dari memprioritaskan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pertanian, daripada hanya infrastruktur.
INKLUSI mendukung Kemitraan untuk membentuk kelompok-kelompok perempuan dan Forum Perempuan guna mendiskusikan isu-isu penting bagi masyarakat, mengadvokasikannya kepada pemerintah daerah, serta mendirikan kelompok ekonomi dan bisnis bagi perempuan adat.
Kemitraan, bekerja sama dengan 10 mitra lokal melalui Program INKLUSI, aktif mengumpulkan dan mendokumentasikan Pengetahuan Adat. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung kebijakan berbasis bukti, meningkatkan kesadaran di kalangan komunitas adat, dan menyoroti Pengetahuan Adat sebagai kekuatan dalam meningkatkan ketahanan sosial dan ekonomi.
Harapannya, dengan berbagi praktik baik dari berbagai Masyarakat Adat di Paris Peace Forum 2023 akan terbentuk jaringan yang lebih luas untuk mengatasi krisis pangan yang dihadapi oleh banyak komunitas, terutama masyarakat adat. Melestarikan Pengetahuan Adat bukan hanya tentang menjaga tradisi dan nilai budaya, ini adalah komitmen untuk menjamin kesejahteraan generasi saat ini dan mendatang. Saat dunia berjuang dengan tantangan yang terus berkembang, pemanfaatan Pengetahuan Adat muncul sebagai strategi kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh dan berkelanjutan.
Paris Peace Forum berfungsi sebagai platform unik bagi Kemitraan untuk mempromosikan inisiatif ini secara internasional. Dengan fokus pada isu-isu sosial, kepedulian lingkungan, perubahan iklim, dan isu-isu gender, forum ini memfasilitasi pertukaran ide di kalangan praktisi di seluruh dunia. Kemitraan turut serta untuk kedua kalinya, membagikan praktik baik dari masyarakat adat di Indonesia bersama dengan 49 proyek global lainnya.