Desain bangunan hotel ramah disabilitas kini diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Desain interior hotel harus mengikuti prinsip desain universal, inklusif dan mampu mengakomodasi semua tamu hotel, termasuk penyandang disabilitas.
Meskipun hotel yang mudah diakses itu penting, undang-undang tersebut dapat menimbulkan tantangan anggaran bagi beberapa pemilik hotel. Namun, tidak demikian halnya dengan Prime Plaza Hotel. Bagi mereka, biaya lebih besar tidak lebih penting dari solidaritas dengan penyandang disabilitas dan memastikan hotel mereka dapat diakses.
Komitmen Prime Plaza Hotel untuk membangun fasilitas dan infrastruktur ramah disabilitas telah diakui dengan beberapa penghargaan dan sertifikasi dari berbagai organisasi, antara lain: 9,5 Point of Customer Review Awards dari Agoda pada tahun 2020; Sertifikasi 100% Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Kelestarian Lingkungan; Hotel Bintang 4 dengan Sertifikasi ARISE oleh Sucofindo, dan lainnya.
Perjalanan hotel untuk menciptakan sarana dan prasarana ramah disabilitas diawali dengan diskusi antara manajemen hotel dengan Handicap International tentang konsep hotel ramah disabilitas. Diskusi menghasilkan pengetahuan yang mengarah pada kebijakan baru hotel tentang infrastruktur fisik (gedung, fasilitas, peralatan kerja) dan ‘infrastruktur lunak’ (peraturan operasional).
Manajemen Prime Plaza Hotel memberikan pelatihan perspektif disabilitas kepada karyawan, yang mencakup topik-topik seperti melayani tamu penyandang disabilitas dengan cara yang terhormat. Hotel juga menyediakan berbagai alternatif bagi tamu penyandang disabilitas yang ingin menggunakan ruang konferensi. Jika ruang konferensi di hotel sudah dipesan, maka pihak hotel akan mencari ruang konferensi di hotel lain yang ramah disabilitas. Mereka tidak hanya akan mencari ruang konferensi alternatif, tetapi juga akan menyediakan transportasi ramah disabilitas bagi tamu, seperti mobil dengan lantai rendah yang dapat memuat kursi roda, atau mengantar tamu penyandang disabilitas ke dan dari lokasi acara di hotel lain.
Personel Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), salah satu mitra INKLUSI, melaporkan pengalaman positif di Prime Plaza Hotel. Saat itu, ruang konferensi di Prime Plaza Hotel sudah penuh dipesan dan mereka ditawarkan pilihan untuk mengadakan lokakarya di hotel lain yang ramah disabilitas.
Komitmen Prime Plaza Hotel terhadap aksesibilitas dapat dilihat langsung pada saat kedatangan. Terdapat tanjakan untuk pengguna kursi roda, tangganya tidak terlalu curam dan dilengkapi dengan garis hitam yang terlihat jelas untuk membantu orang dengan gangguan penglihatan.
Tamu penyandang disabilitas diprioritaskan dan disediakan kamar di lantai pertama. Kamar ini berukuran lebih besar dari kamar biasa dan dilengkapi dengan pintu geser dan toilet ramah disabilitas.
Selain fasilitas kamar hotel reguler, kamar dilengkapi dengan tombol darurat dan barang-barang lain yang dirancang khusus untuk pengguna kursi roda, termasuk lubang intip pintu yang sejajar dengan ketinggian kursi roda. Desain kamar mandi disesuaikan untuk memungkinkan lebih banyak ruang dan kamar mandi juga dilengkapi dengan pegangan tangan di beberapa titik dan tempat duduk. Toilet umum dibangun dengan ukuran yang lebih besar dan memiliki tanda aksesibilitas.
Toilet juga dilengkapi dengan pegangan tangan untuk pegangan bagi penyandang disabilitas.
Demikian sekilas tentang salah satu hotel ramah disabilitas di Indonesia. Sejak menjadi hotel ramah disabilitas, staf di Prime Plaza Hotel menjadi lebih sadar akan masalah aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Mereka kini memiliki pengetahuan dan cukup akrab dengan teknologi baru untuk mendukung kebutuhan penyandang disabilitas.