Depok, 28 Oktober 2025 – Dalam rangka memperingati semangat Hari Sumpah Pemuda, mitra INKLUSI Lakpesdam PBNU dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyelenggarakan Jambore Orang Muda bertajuk “Gerakan Orang Muda Peduli Lingkungan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak” pada 26–28 Oktober 2025 di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat.
Lebih dari 150 orang muda dari 17 provinsi di Indonesia berkumpul dalam kegiatan ini untuk memperkuat peran generasi muda dalam merespons krisis lingkungan serta mendorong upaya pencegahan kekerasan terhadap anak. Peserta berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Aceh, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif lintas agama, budaya, dan komunitas, di mana orang muda berdialog, belajar, dan merumuskan langkah nyata menghadapi krisis sosial dan ekologis.

“Pemuda adalah katalis utama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Mereka bukan sekadar agen perubahan, tetapi arsitek masa depan yang mendorong transformasi sosial dan ekonomi melalui kreativitas dan kolaborasi lintas batas,” ujar Mahendra Arfan Azhar, Perencana Ahli Madya AKPO Bappenas. Ia menambahkan bahwa suara dan rekomendasi orang muda dalam Jambore ini sejalan dengan arah pembangunan nasional.
Sesi pembukaan membahas keterkaitan antara perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Penelitian UNICEF dan UNFPA menunjukkan bahwa peningkatan intensitas perubahan iklim dapat memperparah risiko perkawinan anak, terutama di komunitas yang kehilangan sumber penghidupan akibat bencana dan kerusakan lingkungan.

“Krisis lingkungan dan kekerasan terhadap anak adalah dua sisi dari ketidakadilan yang sama. Orang muda perlu menjadi pemimpin yang tidak hanya vokal, tetapi juga solutif dalam membangun perubahan dari komunitas mereka sendiri,” ujar Direktur Lakpesdam PBNU, Asrul Raman.
Forum ini mendorong peserta untuk tidak hanya memahami dampak krisis, tetapi juga berkolaborasi dalam mencari solusi melalui sesi tematik dan permainan edukatif yang memadukan refleksi sosial, kreativitas, dan aksi komunitas.
“Isu lingkungan dan perlindungan anak harus dilihat secara utuh karena keduanya menyangkut masa depan generasi. Orang muda punya daya inovasi dan empati untuk menjembatani isu-isu ini,” ujar Ketua Pengurus PKBI Nasional, Ichsan Malik.
Sebagai puncak kegiatan, peserta mendeklarasikan serangkaian rekomendasi nasional yang menyoroti tiga isu utama:
- Lingkungan: Pemerataan akses informasi lingkungan bagi masyarakat adat dan penyandang disabilitas; penegakan sanksi terhadap perusak lingkungan; tata kelola sampah berbasis ekonomi sirkular yang melibatkan orang muda; percepatan pengesahan RUU Masyarakat Adat.
- Perkawinan Anak: Pembentukan Satgas TPKS di sekolah dan desa; pengawasan ketat dispensasi kawin; integrasi pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum; penganggaran responsif anak oleh pemerintah daerah.
- Perlindungan Anak: Implementasi keadilan restoratif bagi anak berhadapan dengan hukum; layanan pendidikan inklusif; penguatan budaya anti-perundungan yang berempati dan setara.

“Kami datang dari latar belakang yang berbeda, tapi punya mimpi yang sama, yaitu masa depan di mana bumi tidak rusak dan anak-anak bisa tumbuh tanpa kekerasan,” kata Devy, salah satu peserta Jambore dari Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.
Elena Martin Avila, First Secretary GEDSI, Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Jakarta, mengapresiasi acara ini yang memperkuat ruang partisipasi bermakna bagi orang muda. “Orang muda Indonesia adalah pemimpin masa kini. Dukungan mereka terhadap isu lingkungan dan perlindungan anak adalah investasi bagi masa depan yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.
Untuk memastikan keberlanjutan gerakan, peserta Jambore memilih Presiden Orang Muda Indonesia (POMI) yang bertugas mengoordinasikan tindak lanjut rekomendasi serta memperkuat jejaring gerakan orang muda di berbagai wilayah. Melalui proses voting, Suparianto dari Sulawesi Utara terpilih sebagai POMI.
“Kami akan menindaklanjuti berbagai rekomendasi dengan kampanye digital dan mengajak partisipasi orang muda dari seluruh wilayah untuk bergerak bersama. Saatnya menyatukan visi dan terus berjuang mewujudkan Indonesia Emas,” ujar Suparianto.

Ke depan, POMI akan memperkuat konsolidasi yang dimulai pada Jambore Orang Muda dan memperluas jejaring di wilayah serta institusi yang belum terlibat. Seluruh peserta juga menegaskan komitmen untuk terus berjejaring, melakukan kampanye lingkungan, dan memperluas gerakan pencegahan kekerasan terhadap anak di daerah masing-masing. Semangat Sumpah Pemuda menjadi pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari keberanian orang muda untuk bertindak.