Duta Besar Australia untuk Kesetaraan Gender, Stephanie Copus-Campbell, baru-baru ini mengunjungi Sekolah Perempuan di Bali, sebuah inisiatif pemberdayaan perempuan yang diinisiasi oleh KAPAL Perempuan dan difasilitasi oleh Bali Sruti melalui program INKLUSI. Kunjungan ini menyoroti komitmen bersama antara Australia dan Indonesia dalam memajukan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan di komunitas perkotaan dan pedesaan.
Dalam kunjungan ini, Stephanie Copus-Campbell berdialog langsung dengan anggota Sekolah Perempuan yang berbagi perjalanan transformasi mereka melalui pelatihan kepemimpinan, peningkatan kesadaran kritis, serta inisiatif advokasi yang mereka lakukan. Stephanie Copus-Campbell memberikan apresiasi atas dedikasi mereka dalam meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri sekaligus komunitas di sekitar mereka.
“Sekolah Perempuan merupakan model pemberdayaan yang kuat yang dipimpin oleh komunitas, untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan merumuskan solusi untuk mengatasinya. Saya sangat senang bisa berada di sini untuk belajar banyak dari apa yang dilakukan Sekolah Perempuan,” ujar Stephanie Copus-Campbell.
Sekolah Perempuan yang didukung oleh Bali Sruti memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan sistemik yang dihadapi perempuan di wilayah tersebut, terutama dalam hal akses ke peluang ekonomi, partisipasi politik, dan perlindungan dari kekerasan berbasis gender. Selain itu, anggota Sekolah Perempuan juga membentuk Pos Pengaduan, yang memberikan layanan bagi korban kekerasan dan perkawinan anak, serta membantu dalam pengurusan dokumen identitas hukum untuk mengakses layanan dasar pemerintah.
Luh Riniti Rahayu, Ketua Bali Sruti, menyatakan bahwa sejak dibentuknya Sekolah Perempuan, para anggota telah mengalami banyak kemajuan. Mereka kini lebih percaya diri, berani berbicara di depan umum, berdiskusi dengan pemangku kepentingan, dan dilibatkan dalam kegiatan perencanaan pembangunan desa.
Novita, salah satu anggota Sekolah Perempuan berbagi cerita tentang perubahan dirinya. “Dulu saya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Setelah ikut Sekolah Perempuan, saya belajar berorganisasi. Sekarang, saya memiliki banyak pengalaman. Saya diikutsertakan dalam rapat-rapat desa, sehingga saya bisa memberikan usulan kepada pemerintah desa sesuai dengan kebutuhan Sekolah Perempuan.”, ungkap Novita.
Melalui Sekolah Perempuan, Bali Sruti bersama KAPAL Perempuan juga berupaya untuk mencegah praktik kekerasan terhadap perempuan, seperti sunat perempuan yang masih kerap terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Misiyah, Dewan Eksekutif KAPAL Perempuan, menyampaikan harapannya terhadap kontribusi Sekolah Perempuan dalam menangani masalah sosial yang dialami perempuan, “Sekolah Perempuan ini harapannya dapat menjadi jembatan untuk membangun kesetaraan gender, khususnya dalam menangani perkawinan anak, sunat perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan masalah sosial lainnya.”, ujar Misiyah.
Kunjungan Duta Besar Australia untuk Kesetaraan Gender ini merupakan bentuk komitmen yang kuat antara Australia dan Indonesia dalam mendorong transformasi sosial yang berkelanjutan untuk mencapai kesetaraan gender dan mewujudkan masyarakat yang inklusif.
“Setiap orang berhak untuk hidup dengan penuh kehormatan, bebas dari kekerasan, dan mencapai potensi penuhnya,” ujar Stephanie Copus-Campbell menutup kunjungan tersebut.
Saksikan siaran ulang kunjungan Duta Besar Australia untuk Kesetaraan Gender disini
Saksikan wawancara Bali Sruti Duta Besar Australia untuk Kesetaraan Gender disini